Bulan Mati

I.
walau pagi gelap tanpa pendar mentari yang pekat
dibalut gigil dingin angin yang senyap,
juga disergap kabut pengap yang kerap

bulan masih bernyanyi, tegap

lagu lagu yang terdengar merdu,
ia bawa dengan petikan petikan nada sendu
symphoni langgit ungu tak mampu diubahnya jadi biru
suara suara tak sampai dan nafas memburu jadi bagian lagu itu

II.
saat siang terlelap tanpa rona mentari yang panas
direbut awan hitam yang angkuh juga ganas
mengawal serbu rintik hujan yang kejam

bulan masih menari, sendiri

tak diiringi bunyi bunyi kayu yang dibalut api,
gerakan teratai kolam yang airnya mulai kusam
lentik, tak sampai gemulai
memuat jejak jejak yang tak sempat terangkai

III.
waktu senja tanpa sapa mentari yang harusnya jingga
senja kehilangan warna,
Cakrawala mengubahnya jadi merah saga tanda tanya,
apa artinya..?

dan bulan… Mati

03.03.12
-kur-

33 thoughts on “Bulan Mati

  1. semilir berkata:

    kenapa bulan itu mati ./, ?
    kenapa tak di hidupkan saja lagi., bak sonar – sonar tumbuh di dawai mentari hari ini –

  2. Falzart Plain berkata:

    Gak tahu mau komentar apa… bagus sekali, soalnya…

  3. ahsanfile berkata:

    Ini syair atau puisi mas ?
    šŸ˜€

  4. Cia Gracia berkata:

    Sangat menyukai puisi-puisi tulisan mu.. šŸ™‚

  5. Ely Meyer berkata:

    bulanku di sini belum mati
    malah nanti malam akan purnama dia šŸ˜›

  6. dearKUR berkata:

    waah, pasti menyenangkan bermain dengan purnama… šŸ™‚

  7. cahayadejavu berkata:

    jangan sembunyikan bulanku..

  8. puchsukahujan berkata:

    dahsyat!
    kebetulan saya sangat menyukai puisi šŸ˜€
    terima kasih sudah mampir di blog saya sehingga saya juga bisa nyasar kemari,
    dunia penuh puisi

Tanggapan anda