Makna

senja ini aku masih duduk menunggumu, ditemani daun daun yang bercanda pada angin, pohon pohon yang menari bersama rumput, juga aroma awan yang mengundang mendung. Aku mencarimu disetiap sudut, walau hanya bayangmu yang kuendus…

hingga aku menyerah pada malam

terhenyak takjub dalam renung syahdu malam malamku, menyibak harap yang terbingkai rapi dalam selimut mimpi, mungkin berkata dengan nada, atau bernyanyi tanpa irama

aku muak !!

apakah ini sebuah jerat, jebak kesumat yang tak kulihat sebelumnya ? Entahlah, ini benci atau cinta ! sambil menorehkan beberapa bait kekesalan yang tak terbendung semenjak kukenali diriku sendiri, pada dinding dinding, pada langit langit, aku muak !

aku benar benci fase ini, dimana malam membenciku, hujan dan senja menentangku, memusuhi kata juga syahdu, dan hanya ada lelah, bahkan seperti aku tak ber Tuhan.

mataku memerah, naluriku membuncah, tanganku mengepal, mulutku bersumpah marah pada dinding dinding durja. Aku ingin segera gelap tanpa malam, bernyanyi tanpa nada, dan terpejam tanpamu…

hingga aku terbangun,

pandangi semua ruang, langit langit, hingga cahaya,

aku tak percaya cahaya yang masuk lewat jendela kaca itu berwarna jingga, menyapaku pada warna, lalu berbisik lirih menahan perih, ”hari ini, kau telah menemukan dirimu sendiri”

aku berkata dengan airmata,

Tuhan, ajar ku maknai cinta…

20.08.12
angananTyas