Engkau yang tersenyum dibalik rumput ilalang
menghalau jemariku untuk memetikmu
Mawar putih berseri suci,
namun ranum itu urungkan niatku…
Kupandangi senja saat mentari meninggalkan bumi,
dan terdiam membisu
teriakpun tak sanggup membuka hatimu
dan tak sanggup menggugurkan kharisma putihmu
Enggan ku beranjak
enggan ku kedipkan mata…
Kupandangi saja punggung daunmu
kala semilir menerpa wajah cerahmu
ahh…
sanggupkah hati ini meninggalkan manismu,
Tidaak..!!
itu jawabnya…
Namun ranum senyummu harus kubawa sebagai kenangan
tak sanggup ku luahkan sebelumnya,
Kini langkah akan beranjak menjauh
mungkin tak akan bertemu lagi…
dan engkau tetap Bunga Rahasiaku…
–kur, bersama Pujangga Lara-
* sebenarnya, Aku sudah tak mau lagi menulis puisi tentang Senja. Dan semoga saja, ini puisi terakhirku, untuk dirinya.
saya menangkap sedikit kegalauan di puisi ini ๐
#PISS
galaunya sudah kemaren kemaren kak…
puisi nya manis tapi sepertinya hati kur lagi menangis ๐ ๐ ๐
selamat hari raya idul adha kur !!
ahh, Naluri tau aja… ๐
Happy Ied Mubarak juga…
eheeemmm…
Pengagum rahasia ya? :p
boleh dong ya saya petik bunganya? nyicip
mas Adi Nugroho : hahaa, mas Adi tau juga..
rusydi : waah, jangan donk, bunga saya itu… ๐
aihh….begitu elok nian bunga itu rupanya…
boleh kah kucium harumnya barang sekejap…..:-D
ah, tak boleh tak boleh…
hahahaa
Kalo punya perasaan ungkapkanlah sob…Berusahalah petik mawar itu meski duri itu siap menusukmu….
riez : saia sudah tak mau lagi idealis teman, sya sudah “out” , sekarang masanya Realistis…
trimakasih sarannya..
Mengagumi dari jauh
๐
yupz, trimakasih apresiasinya mbak Ris..
ranum…..aku suka kata itu… ๐
apatah semua ini telah ranumimu kur..??
ah, trimakasih mas Budi…
sepertinya, telah membuat saya cukup mekar…
#eaaaaa kenangan… !
Bagaimana mungkin? Sedang senjaa selalu ada.. (๏ฃงหหห๏ฃง)
yaah, bunga senja yang hanya bisa tinggal dikenang…
selalu ada, tak bisa dibawa…
puisinya bagus
duh…
bunga rahasia
trimakasih apresiasinya pak..