[sudah] Lah

Insan adalah makhluk yang menyeka air mata dengan tangan satu, dan tertawa dengan tangan dua, dalam satu dan dua, terkadang saling berluka.

Dalam ke aku an yang tak dapat di eja oleh dua dan satu, biarlah setiap insan menyeka air mata dalam tawa karena luka, agar aku tetap berejawantahkan ke dalam kodratku sebagai satu.

…karna aku adalah satu diantaranya, mengada dalam ada hingga tiada, kosong, satu, dua, hingga tiada…

hai, kamu, yang kukenali lewat senyum permata saat cakrawala memerangkap senja, sudikah kau melengkapi ke dua an setiap satu dalam tawa yang kemudian melahirkan cerita ? maukah kau menemaniku dalam dua hingga bersama kita singkap setiap luka ?

aku [satu] bersumpah pada Dia yang melahirkan bumi yang terus berlari, kan kudekap kau [satu] hingga kita [dua] melahirkan embun esok pagi

dan yang kutakutkan adalah semangatku untuk menengadah kesetiaan, jika saat ini kau adalah aku, maka akulah matahari…

“mengeja setiap lukamu [dua] dalam kesetiaanku [satu]

karna dua bagi kita [satu satu] bukanlah cerita, hanya sepenggal benda yang masih kau genggam [atau aku] sebagai khayal [bukan mimpi], pada setia…

walau akhirnya aku [satu] terbenam kembali sebagai pengecut…

sungguh”

maaf, aku tak bisa menutup cerita ini dengan indah…

18.03.12
-kur-